Heboh Kasus Penculikan Anak, Anggota TNI di Tasikmalaya Ini Berhasil Bongkar Sindikat Pelaku… Ternyata …
Heboh Kasus Penculikan Anak, Anggota TNI di Tasikmalaya Ini Berhasil Bongkar Sindikat Pelaku… Ternyata … |
Prajurit TNI Pelda Tarmuji
yang bertugas di wilayah Kodim 0612 Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, turut
andil membongkar sindikat kasus penculikan anak. Ia berhasil menyelamatkan
bocah perempuan korban penculikan, inisial Su (13), dan menangkap tiga orang diduga
pelaku terdiri dua pria, K (40) dan M (30), serta satu perempuan, S (31).
Tarmuji
sehari-hari sebagai anggota Babinsa Desa Pasir Salam yang masuk naungan
Koramil1211 Singaparna Tasikmalaya. Dia berperan penting mengungkap kasus
penculikan anak berinisial Su, warga Kecamatan Mangunreja, Kabupaten
Tasikmalaya.
“Tarmuji
bersama warga menangkap tiga orang yang diduga sindikat pelaku penculikan anak
di bawah umur,” ucap Kapendam III Siliwangi Kolonel Arh MD. Ariyanto via
telepon, Rabu (21/3/2017).
Ariyanto
menyebutkan, penangkapan komplotan tersebut berlangsung di kediaman korban,
Jumat (17/3) lalu, sekitar pukul 10.00 WIB. Sebelumnya, kata Ariyanto, Tarmuji
sukses membujuk kawanan itu agar mengantarkan korban ke rumah orang tuanya.
Su dilaporkan hilang atau tak
kembali ke rumah sejak 20 Februari 2017 saat berangkat ke sekolah. Keluarga
sudah berusaha mencari, namun keberadaan Su tidak diketahui.
Tarmuji
dan keluarga korban terus menelusuri informasi soal jejak bocah tersebut.
Hingga suatu hari, Su mengontak saudaranya via telepon. Beruntung korban ingat
nomor sang paman.
Komunikasi
tersebut terjadi karena Su diajak bekerja ke Papua oleh salah satu terduga
pelaku yaitu S. Korban mengaku dibujuk S kerja di Papua dengan iming-iming akan
mendapatkan gaji Rp 5 juta.
Korban
meminjam ponsel salah satu terduga penculik untuk menelepon pamannya dengan
maksud mengabari rencana pergi ke Papua. “Korban berkomunikasi dengan
keluarganya,” kata Ariyanto.
Titik
terang keberadaan Su mulai muncul. Pihak keluarga dan Tarmuji menyusun siasat
untuk menyelamatkan Su. Tarmuji meminta keluarga berpura-pura menjanjikan
memberikan uang kepada tiga orang itu sebagai pengganti ongkos keberangkatan Su
ke Papua.
Baca Juga : Mengerikan !!! Proses Pengurusan Orang Mati Bunuh Diri Begitu Di Luar Nalar … Ternyata …
Singkat
cerita, keluarga menjalin komunikasi dengan tersangka. “Lewat handphone paman
korban, terduga penculik itu dipancing dengan iming-iming semua ongkos dan
lainnya akan diganti,” ujar Ariyanto.
Strategi
tersebut jitu. Perangkap bujuk raya membuat mereka bersedia mengantarkan korban
ke rumah orang tuanya. Aksi penjebakan ini membuahkan hasil.
“Korban
pulang ke rumah orang tuanya diantar oleh tiga orang tersebut yang semuanya
warga Garut. Setelah tiba di rumah korban, ketiga orang tersebut ditangkap dan
selanjutnya dibawa ke Polsek Singaparna untuk diproses lebih lanjut,” tutur Ariyanto.
Berdasarkan
keterangan korban, pertemuan dengan S berlangsung pada 20 Februari 2017 di
daerah Perum Margalaksana, Desa Warung Peuteuy, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya. “Waktu itu, S memberikan minuman kepada korban. Seketika korban
tidak sadarkan diri. Saat sadar, ternyata korban sudah berada di rumah S,
daerah Kampung Babakan Ciraat, Kecamatan Cilawu, Garut,” ucap Ariyanto.
Selama
25 hari bersama sindikat penculik itu, menurut Ariyanyo, Su mengaku dipaksa
mengamen. Selain itu, pelaku mengintimidasi korban.
“Mereka menakut-nakuti
korban. Kalau korban tidak mau ngamen, ya tidak akan dikembalikan ke orang
tua,” tutur Ariyanto.
Bahkan,
korban bercerita, sering disuruh menenggak minuman keras (miras). “Namun korban
menolaknya. Karena menolak minum miras, korban selalu mendapat caci maki,” ucap
Ariyanto.
Ketiga
orang tersebut sudah diserahkan kepada polisi guna penyelidikan lebih lanjut.
Peristiwa pilu menimpa Su tengah diproses hukum aparat berwajib.
“Saat
ini kasusnya ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres
Tasikmalaya,” kata Ariyanto.
Baca Juga :
Komentar
Posting Komentar